Visi & Misi

Share:

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on google
Share on whatsapp
Share on email

Shalom,

       Situs biblikos.com dibuat untuk memperlengkapi semua orang Kristen yang haus akan kebenaran dan ingin belajar Alkitab secara Alkitabiah. Semua orang yang menyebut dirinya Kristen, seharusnya menyadari, bahwa Alkitab seringkali ditafsirkan dengan cara yang salah, sehingga telah menyesatkan banyak orang. Bolehkah setiap orang menafsirkan Alkitab secara sembarangan? Ingat, Alkitab adalah Firman Allah, dan Firman Allah tidak pernah salah. Tetapi melalui penafsiran yang salah, baik dilakukan secara sadar ataupun tidak, maka telah menjadikan Alkitab bukan lagi Firman Allah. Sekali lagi, Alkitab yang adalah Firman Allah tidak mungkin mengandung kesalahan. Semua orang Kristen harus percaya dengan Ineransi Alkitab. jadi, jika seseorang menafsirkan dan memberitakan Firman yang salah, itu bukan lagi memberitakan Firman Allah.

      Dalam bahasa Chinese / Tionghua ada sebuah kalimat: 活到老学到老 (Huó dào lǎo xué dào lǎo), artinya: Hidup sampai tua, belajar sampai tua. Semangat ini harusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen agar memiliki pengetahuan yang benar tentang Alkitab yang adalah Firman Allah. Tetapi, bagaimana caranya untuk memperoleh Firman Allah yang benar itu? Alkitab bukan buku biasa yang dapat dibaca dan dimengerti oleh setiap orang. Dalam Lukas 24:45, Alkitab menuliskan: “Lalu Ia (Kristus) membuka pikiran mereka (para murid), sehingga mereka mengerti Kitab Suci”. Ayat di atas menegaskan dengan sangat jelas, bahwa pengertian tentang Alkitab tidak mungkin diperoleh dari hasil pemikiran manusia itu sendiri. Jika bukan Allah sendiri (yang adalah pemilik Firman itu) yang membukakan rahasia Firmannya, maka tidak mungkin bagi siapapun untuk mengerti Firman-Nya.

      Berkenaan dengan pernyataan di atas, seringkali orang Kristen terjebak ke dalam ekstrim yang lain. Disatu pihak (ekstrim pertama) ada orang-orang yang berpikir bahwa mereka dapat mengerti Alkitab dengan caranya sendiri-sendiri, dipihak lain (ekstrim kedua) ada orang-orang yang berpikir bahwa Alkitab tidak mungkin dipahami oleh semua orang, sehingga mengakibatkan pesimisme yang tidak beralasan, dan menyebabkan orang kristen tidak lagi membaca Alkitab. [1]Merurut Gordon D. Fee & Douglas Stuart, ada semacam pesimisme dikalangan kebanyakan orang Kristen ketika membaca Alkitab. Menurut Fee dan Stuart pesimisme seperti ini sebenarnya merupakan sebuah reaksi terhadap kecenderungan yang dilakukan oleh kaum cendekiawan Kristen (Teolog, Dosen, Penginjil, Pendeta, Guru Sekolah Minggu, dsb) yang berusaha menjelaskan Alkitab dengan cara yang memberikan kesan bahwa seolah-olah Alkitab berada di luar jangkauan pengertian orang Kristen awam. Dengan pernyataannya di atas, Fee dan Stuart ingin mengajukan suatu bantahan, bahwa sebenarnya Alkitab bukanlah buku yang tidak dapat dijelaskan artinya.

      Tetapi bagaimana cara memahami Alkitab dengan benar? Dalam ilmu teologia, dikenal beberapa istilah dan pendekatan yang dapat menolong orang Kristen untuk membaca dan memahami Alkitab secara Alkitabiah. Salah satu istilah yang kurang dipahami oleh kebanyakan orang Kristen adalah kata ἐξήγησις (eksegesis) dan εἰσήγησις (eisegesis). Tidak semua orang Kristen memahami perbedaan arti kata ἐξήγησις (eksegesis) dan εἰσήγησις (eisegesis), sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai penafsiran yang tidak alkitabiah ketika membaca Alkitab. Sebagai pengantar, dengan tujuan agar anda memahami apa yang kami maksudkan dengan istilah Alkitabiah, coba pahami terlebih dahulu pengertian kata eksegesis dan tujuannya:                        

Pengertian Eksegesis

        ἐξήγησις (eksegesis) adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yang secara umum artinya adalah suatu usaha untuk menafsirkan suatu teks. Istilah ‘ἐξήγησις’ (eksegesis) dalam bentuk kata kerjanya adalah ‘ἐξηγεῖσθαι’ (eksigisthe), mempunyai arti ‘membawa ke luar’ atau ‘mengeluarkan’, dan dalam bentuk kata bendanya, kata eksegesis memiliki arti ‘tafsiran’ atau ‘penjelasan’. Berdasarkan lexicon karangan Bauer, Arndt and Gingrich,[2] kata kerja ‘ἐξηγεῖσθαι’ (eksigisthe) memiliki makna: menerangkan, menafsirkan, menceritakan, melaporkan, atau menjelaskan. Jadi, dengan demikian kata ἐξήγησις (eksegesis) dapat diartikan: menjelaskan kata, kalimat, paragraf, atau seluruh buku dengan cara mengeluarkan makna yang sesungguhnya atau apa adanya dari teks itu.[3]

Tujuan Eksegesis

        Menurut John D. Grassmick, tujuan eksegesis adalah untuk menangkap inti dari pesan yang disampaikan oleh teks-teks yang diteliti, dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan cara menggali bahasa asli dari dokumen yang akan diteliti.[4] Misalnya, ketika seseorang mendapatkan sepucuk surat dari orang lain, orang tersebut pasti akan berupaya untuk dapat memahami isi surat dengan cara menafsirkannya, dengan tujuan untuk mencari tahu apa inti / maksud dari isi surat tersebut. Tetapi dewasa ini, penggunaan kata eksegesis sudah bersifat lebih spesifik, yaitu digunakan sebagai sebuah metode untuk penafsiran teks-teks Alkitab. Di dalam sekolah teologi, bahkan eksegesis sudah menjadi ilmu tersendiri, dan penggunaannya seringkali disertai dan digabungkan dengan beberapa keahlian khusus,[5] seperti misalnya: Keahlian linguistik, keahlian kritik teks, keahlian kritik sastra, keahlian kritik sejarah, penemuan arkeologis dan tambahan alat bantu lainnya. Tampaknya keahlian dan alat bantu yang dimiliki oleh seorang ekseget memiliki peran yang sangat penting di dalam proses eksegesis, karena, keahlian dan alat bantu bukan saja membantu proses eksegesis itu sendiri, melainkan sangat menentukan hasil akhirnya.     

      Kami dari pihak managemen biblikos.com sangat berharap, semua orang Kristen mulai menyadari betapa pentingnya untuk memahami Alkitab secara benar dan Alkitabiah. Situs ini bukan hanya diperuntukkan bagi kalangan akademisi teologia, tetapi juga untuk orang kristen awam yang ingin belajar Alkitab secara Alkitabiah.

      Untuk itu, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyajikan konten-konten yang bersifat scientific, yang memiliki nilai akedemis, yang berupa kajian-kajian teologi, seperti: eksegesis, eksposisi, kritik tekstual, linguistik (Hebrew & Greek), dll.

      Kepada jemaat awam atau para akedemisi, kami menyediakan kolom tanya-jawab yang dipandu oleh para dewan pakar teologi yang sudah teruji dibidangnya masing-masing. Hal ini kami lakukan, agar konten tulisan dan jawaban yang kami berikan benar-benar Alkitabiah dan sesuai dengan maksud Alkitab.

      Bagi anda yang turut terbeban dalam pelayanan ini, silahkan bergabung dalam team biblikos, agar bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Jika anda seorang dosen, teolog, apologet, exeget, atau seorang pakar teologi bidang tertentu, silahkan berbagi pengetahuan yang anda miliki (berupa tulisan) agar dapat digunakan sebagai bahan belajar bagi setiap anak Tuhan yang haus akan kebenaran Firman-Nya di situs ini.

      Sebagai tambahan, disamping menyajikan konten-konten kajian teologi yang bersifat scientific, kami juga merancang beberapa program pembelajaran & pelatihan (trainning & coaching) bagi orang awam yang ingin belajar Alkitab secara Alkitabiah dan misi penginjilan.

      Terakhir, kami segenap pengurus team biblikos.com mohon dukungan dari segenap orang Kristen dimanapun berada, baik berupa doa, ide, saran, kritik atau pendanaan dari anda sekalian yang mengasihi pekerjaan Tuhan demi majunya pemberitaan Firman Tuhan di Indonesia.

Indonesia, 4 Januari 2021

 

Salam kasih dari kami,

Biblikos Indonesia.

Daftar Pustaka

[1]Gordon D. Fee & Douglas Stuart, Hermeneutik: Bagaimana Menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat (Malang: Gandum Mas, 2006), 1-2.

[2]Walter Bauer’s, William F. Arndt & F. Wilbur Gingrich, Greek – English Lexicon of The New Testament And Other early Christian Literatur (Chicago: The University of Chicago Press, Secon Edition, 1979).

[3] john D. Grassmick, Prinsip-prinsip dan Praktek Eksegesis Bahasa Yunani (Yogyakarta: STTII, tt.), p.1.

[4] Ibid.

[5]Alkitab Sabda, Kamus Electronik. https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=EKSEGESIS. Diakses pada tanggal 23 Desember 2020, pukul 11:17 Wib. (Kata eksegesis berasal dari Yunani (terdapat dalam LXX, namun tidak terdapat dalam PB), yang berarti ‘penjelasan’. Dewasa ini kata tersebut berarti komentar atau penafsiran teks Alkitab untuk menguraikan hal-hal yang tidak jelas dan mencari hubungan antara suatu kata, ayat, atau bagian, dengan kata, ayat, atau bagian lainnya dalam rangka menentukan maknanya yang pasti. Karena itu, eksegesis modern memanfaatkan kritik teks dan keahlian linguistik, demikian pula disiplin sejarah dan sastra serta penemuan-penemuan arkheologis. Kesalahan salah satu daripadanya akan mengakibatkan kesalahan eksegesis, seperti eksegesis mengenai *perumpamaan Yesus tentang *Kerajaan Allah, selama *Kerajaan Allah itu diidentikkan dengan *Gereja). 

Share:

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on google
Share on whatsapp
Share on email
error: